gambar

gambar
mobil impian gw

Kamis, 31 Maret 2011



Cool Widgets


Stun Me

penduduk


Mohamad Alif Ghifari Rachman/21
Kelas 7B

Kepadatan Penduduk di Indonesia
1.  Perkembangan Penduduk dari tahun 1961 – 2004
Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut:
A.   1961 = 97,1 juta jiwa
B.   1971 = 199,2 juta jiwa
C.   1980 = 147,5 juta jiwa
D.  1990 = 179.321.641 juta jiwa
E.   2004 = 238.452 juta jiwa

2.  Penyebabnya Kepadatan Penduduk
Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh :
a. Angka kelahiran
b. Angka kematian

3.   Kepadatan Penduduk  di Daerah
A.   Kabupaten Cianjur
Demografi
Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.
Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya diatas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara
Penyebaran penduduk di Cianjur :
1.   63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
2.   19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
3.   17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %

Agama

Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 98 %, sedangkan penduduk non muslim mencapai 2 %, dengan rincian sebagai berikut:
1.   Penduduk beragama Islam = 1.893.203 orang (98 %)%
2.   Penduduk beragama Kristen = 32.841 orang (1,7 %)
3.   Penduduk beragama Budha dan Hindu = 5.796 orang ( 0,3 %)

Tingkat Partisipasi Usia Sekolah

1.   Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
2.   Angka Pastisipasi Kasar SMTP mencapai 38,50 %
3.   Angka Partisipasi Kasar SMTA mencapai 11,98 %





 




B.   Kepadatan Penduduk di DKI Jakarta




 





       Kependudukan
Tahun
Jumlah penduduk
65.000
99.100
102.900
97.000
100.500
105.100
114.600
115.900
138.600
234.700
253.800
290.400
311.000
435.184
Tahun/Tanggal
Jumlah penduduk
533.000
600.000
1.733.600
2.814.000
2.906.533
4.546.492
6.503.449
8.259.639
8.384.853
8.540.306
7.512.323
7.552.444
9.588.198 *
* Sensus Penduduk 2010
Jumlah penduduk Jakarta sekitar 7.512.323 (2006), namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.

 Etnis

Berdasarkan sensus penduduk tahun 1961, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 2,9 juta yang terdiri dari orang Sunda sebanyak 32,85%, orang Jawa-Madura (25,4%), Betawi (22,9%), Tionghoa (10,1%), Minangkabau (2,1%), Sumatera Selatan (2,1%), Batak (1,0%), Sulawesi Utara (0,7%), Melayu (0,7%), Sulawesi Selatan (0,6%), Maluku dan Irian (0,4%), Aceh (0,2%), Banjar (0,2%), Nusa Tenggara Timur (0,2%), Bali (0,1%), dan keturunan asing lainnya (0,6%).
Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota. Populasi orang Jawa melebihi suku Betawi yang terhitung sebagai penduduk asli Jakarta. Orang Jawa banyak yang berprofesi sebagai pegawai negeri, buruh pabrik, atau pembantu rumah tangga. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Mereka pada umumnya berprofesi di sektor informal, seperti pengendara ojek, calo tanah, atau pedagang asongan. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur etnis Betawi ke pinggiran kota. Tanah-tanah milik orang Betawi di daerah Kemayoran, Senayan, Kuningan, dan Tanah Abang, kini telah terjual untuk pembangunan sentral-sentral bisnis.
Disamping orang Jawa dan Betawi, orang Tionghoa yang telah hadir sejak abad ke-17, juga menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri, yang biasa dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau kampung Cina dapat dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara. Namun kini banyak perumahan-perumahan baru yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa, seperti perumahan di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak diantara mereka yang menjadi pengusaha terkemuka, menjadi pemilik perusahaan manufaktur, perbankan, dan perdagangan ekspor-impor. Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Di pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan grosir dan eceran banyak dikuasai oleh orang Minang. Disamping itu pula, banyak orang Minang yang sukses sebagai profesional, dokter, wartawan, dosen, bankir, dan ahli hukum.










 





wawancara


16 Januari 2011
NAMA KELOMPOK :
1.   M. ALIF
2.   NURLIA
3.   DJULIAN
4.   RIFKY
5.   NAUFAL
6.   AFIFAH
7.   DZIKRA

TUGAS WAWANCARA

NARASUMBER :
BAPAK IR. SUMAHADI, MBA (mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan R.I)
DAFTAR PERTANYAAN :
1.    Kapan Bapak menjabat sebagai Menteri Kehutanan R.I.?

 Di tahun 1998 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

2.    Bagaimana menurut Bapak keadaan hutan alam khususnya di Pulau
 Jawa?

 Keadaan hutan di Pulau Jawa saat ini masih baik  karena hutan-hutan
 di Jawa bukan hutan produktif tetapi sebagai hutan lindung, sehingga
 pohon-pohonnya tidak untuk di tebang.

3.    Bagaimana cara mengatasi “Illegal Loging”?

 Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto memang ada yang
 melakukan illegal loging tetapi tidak banyak seperti sekarang. Dan pada
 masa itu kayu gelondongan tidak boleh diekspor ke luar negeri. Kayu-
 kayu tersebut hanya dipergunakan sebagai bahan baku  produk dalam
 negeri saja. Tetapi sekarang kayu gelondongan boleh diekspor,
 akibatnya kayu di Indonesia semakin sedikit.


4.    Sanksi apa yang diberikan terhadap para pengusaha nakal yang
 melakukan illegal loging?

 Sanksi yang diberikan oleh pengadilan bagi para pengusaha nakal yang
 melakukan illegal loging  dapat berupa denda,  dipenjara, dan dicabut
 izin usahanya.

5.    Apakah menurut Bapak program Pemerintah “Menanam 1 Milyar
 Pohon” akan berhasil?
 Program tersebut tidak akan berhasil. Beliau mengatakan dalam
 setahun pemerintah hanya dapat menanam pohon paling banyak 400
           ribu pohon.

6.    Sewaktu masih menjabat sebagai menteri, bagaimana cara Bapak
 membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga?

 Segala pekerjaan diselesaikan di kantor. Sehingga saat berada di
 rumah, waktu tersebut digunakan sepenuhnya untuk keluarga. Beliau
 juga tidak bersedia menerima tamu untuk urusan pekerjaan di rumah.

7.    Bagaimana cara Bapak menghilangkan stress karena pekerjaan yang
 banyak di saat masih menjabat sebagai menteri?

 Bapak Sumahadi selalu menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan rasa
 cinta, sehingga beliau tidak pernah merasa stress dalam menjalankan
 tugasnya.

8.    Apa saja suka dan duka yang Bapak rasakan selama menjabat sebagai
 menteri?

 Lebih banyak sukanya dibandingkan duka selama menjabat sebagai
 menteri.

9.    Apa saja kegiatan Bapak setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri?

 Tetap aktif membina para kader kehutanan, ikut dalam organisasi
 sosial, rajin berolah raga dan berkumpul dengan teman-teman lama.


 Apa saja harapan Bapak terhadap Pemerintah sekarang untuk
 melestarikan hutan Indonesia?

 Sebaiknya pemerintah lebih banyak belajar lagi mengenai kehutanan
 dan jangan terlalu sering merubah program kegiatan kehutanan,
           karena kesuksesan suatu program kegiatan kehutanan baru dapat
           dilihat minimal setelah 20 tahun program tersebut dijalankan. Dan
           pemerintah sebaiknya benar-benar menempatkan orang yang tepat
           untuk  menjadi Menteri Kehutanan.


JANGKA WAKTU PENYELESAIAN TUGAS : 24 Januari 2011