gambar

gambar
mobil impian gw

Kamis, 02 Desember 2010

b.ind novel


Tugas      : B. Indonesia
Nama       : M. Alif Ghifari. R (22)
Kelas       :  7B

 Makalah Novel

A.     Judul Novel : OPERA VAN GONTOR (Karangan Amroeh Adiwijaya)

B.     Sinopsis : 
Diceritakan tentang seorang anak yang bernama Amroeh Adiwijaya yang setelah lulus SD  akan melanjutkan ke SMP di Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor, desa Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di Gontor dia akan nyantri selama 6 tahun yang setingkat dengan SMP dan SMA. Amroeh pergi ke Gontor atas kemauan kedua orang tuanya yang Amroeh kira dia akan berekreasi ke sana. Amroeh pergi ke Gontor diantar oleh Mas Ghozi dan adiknya Najib. Mereka adalah teman sedesa.  Najib juga ikut nyantri di Gontor bersama Amroeh.
Setelah Amroeh dan Najib berhasil lulus tes masuk pesantren Gontor, mereka berdua  meminta restu kepada kedua orang tua  untuk nyantri di Gontor. Tiga  bulan pertama mereka diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia. Setelah 3 bulan mereka harus menggunakan bahasa Inggris dan Arab . Amroeh dan Najib berada di satu kelas, yaitu kelas 1-E.
Amroeh sangat termotifasi dengan guru yang bernama Pak Zar. Pak Zar membuat Amroeh sangat kagum dengan tutur kata yang baik, sopan dan pandai berbahasa Arab dan Inggris.
Memasuki tahun keempat nyantri di Gontor, tepatnya saat naik ke kelas 4, Najib dan Amroeh berpisah karena Najib tidak  sanggup untuk nyantri di Gontor. Najib selalu menangis  karena  adalah anak yang manja.
Di kelas 5, Amroeh tidak dapat menjalankan ibadah puasa di rumahnya bersama keluarga, karena dia menjadi anggota OPPM ( sama dengan OSIS ) di bidang kesehatan. Amroeh mendapat tugas menjaga apotek pesantren.
Di kelas 6, Amroeh sangat senang karena sebentar lagi dia  lulus dan pulang ke rumahnya dan akan selalu bersama kedua orang tuanya. Tapi di kelas 6 ini dia tidak dapat libur semester karena ada pembelajaran tambahan.
Ujian akhir dilakukan 1 minggu sebelum bulan Ramadhan.
Pada saat acara kelulusan dan perpisahan, Pak Zar berpidato di depan semua santri. Beliau berpesan agar selalu menjadi anak yang mandiri dan tidak melupakan sikap seorang santri. Hati Amroeh bahagia karena dapat lulus dan terharu karena harus meninggalkan pesantren. Amroeh berdoa dalam hatinya agar pesantren ini semakin sejahtera, dan semoga Alloh mengampuni segala dosanya, teman – teman , para guru dan ustad, serta para warga asli desa Gontor.

C.     Tokoh :
1.      Amroeh
Watak : selalu gembira, menerima hukuman dengan besar hati.
Bukti : bahagia saat akan masuk pesantren Gontor ( selalu gembira ), saat dihukum karena pulang bersama Najib untuk menghadiri pesta perkawinan Mas Ghozi, mereka diberi   izin hanya 3 hari, tapi karena lupa menjadi 8 hari. Akibatnya mereka dihukum oleh OPPM bagian keamanan untuk membotakan rambut dan dia menerimanya dengan lapang dada
( menerima hukuman dengan besar hati ).
2.      Najib
Watak : cengeng.
Bukti : saat dihukum bersama Amroeh untuk membotakan rambutnya, Najib menangis dan ingin pulang.
3.      Mas Ghozi
Watak : baik.
Bukti : mengantar Amroeh dan Najib ke Gontor.
4.      Pak Zar
Watak : motifator (selalu member semangat).
Bukti : mengajarkan mandiri dan disiplin dengan menggunakan sebuah cerita.

D.     Tokoh Favorit : Amroeh

E.     Pesan pengarang :  “ Jadilah orang yang percaya akan diri sendiri.”

F.      Cerita versi”GW” :

Diceritakan tentang seorang anak yang bernama Amroeh Adiwijaya yang telah lulus SD dan akan melanjutkan ke pendidikan berikutnya yaitu SMP. Amroeh bingung akan melanjutkan ke SMP mana. Setelah ia membaca banyak novel tentang Gontor dan bertanya langsung pada mas Ghozi tetangganya, ia membulatkan keinginannya untuk sekolah di Kampus Modern Darussalam Gontor, kecamatan Gontor, Ponorogo, Jawa timur. Amroeh sangat ingin sekolah di Gontor tetapi orang tua nya tidak mengijinkan karena letak sangat jauh dari desa Amroeh. Setelah berdikusi dengan orang tuanya,  Amroeh diizinkan oleh kedua orang tuanya. Ternyata Najib teman satu desa Amroeh juga ingin masuk Gontor sama seperti Amroeh.
Keesokan harinya  mereka berdua pergi berkunjung ke Gontor, mereka pergi ke sana diantar oleh Mas Ghozi. Mas Ghozi adalah om Najib yang merupakan alumni dari Gontor. Setelah sampai di Gontor mereka berdua mendaftarkan diri untuk mengikuti tes masuk Kampus Modern Darussalam Gontor. Satu minggu kemudian mereka mengikuti tes masuk Gontor. Ternyata Najib dan Amroeh lulus tes masuk Gontor. Mereka sangat bahagia.  Mereka pun pulang dengan membawa kabar gembira.
 Dua hari kemudian, Amroeh dan Najib akan berangkat ke Gontor. Tak lupa mereka berpamitan kepada kedua orang tuanya dan meminta restu agar selamat di perjalanan dan bisa bertemu kembali. Mereka berdua akan nyantri di Gontor selama 6 tahun. Mereka pergi diantar oleh Mas Ghozi. Tetapi Mas Ghozi hanya bisa mengantar sampai Madiun karena ia  terburu – buru harus kembali lagi ke kampung. Akhirnya mereka berdua naik angkutan umum hingga ke Gontor.
Sesampainya di Gontor mereka disambut oleh kepala sekolah yang bernama Pak Zar. Malamnya, Amroeh, Najib dan para santri lainnya  mendengarkan Pak Zar berpidato tentang  hal – hal apa saja yang akan di pelajari di Gontor. Ternyata mereka hanya boleh menggunakan bahasa Indonesia selama tiga bulan. Untuk selanjutnya, para santri hanya boleh menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Amroeh sempat ragu, apakah ia bisa menjalankannya. Amroeh dan Najib mendapat  kamar yang sama dan di kelas yang sama juga yaitu kelas 1- E.
Tiga tahun berlalu, mereka sudah naik ke kelas 4.  Suatu hari Mas Ghozi berkunjung ke Gontor untuk menjemput Amroeh dan Najib karena mereka berdua diundang ke pesta perkawinan Mas Ghozi. Setelah mendapat izin OPPM keamanan, Amroeh dan Najib hanya diberi waktu 3 hari untuk pulang kampung. Namun karena keasyikan di kampung, mereka melebihi batas waktu yang telah diizinkan. Amroeh dan Najib berada di kampung hingga 8 hari. Sesampainya mereka kembali di Gontor, para kakak OPPM menghukum mereka dengan menyuruh mereka membotakan rambutnya dan jaga malam selama 1 hari bersama para kakak OPPM bidang keamanan. Amroeh dan Najib menerima hukuman itu dengan besar hati karena mereka tahu telah melakukan kesalahan.
Saat duduk di kelas 5, Amroeh dan Najib sudah tidak satu kelas lagi. Di kelas 5 ini Amroeh menjadi Anggota OPPM di bidang kesehatan. Pada tahun kelima ini Amroeh tidak dapat pulang kampung untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan bersama orang tua di rumah, karena tidak ada yang menjaga klinik dan apotek di sekolah. Amroeh sedih, namun tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas.
Tak terasa, akhirnya Amroeh dan Najib sudah duduk di kelas 6. Ujian akhir sudah di depan mata. Para santri belajar lebih giat lagi agar siap menghadapi ujian. Saat yang mendebarkan pun tiba. Ujian akhir diadakan satu bulan sebekum bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan agar pada saat bulan Ramadhan nanti, para santri dapat beribadah dengan khusuk. Satu minggu setelah ujian akhir, para santri dapat melihat hasil ujian mereka. Amroeh dan Najib berdebar-debar saat mencari nama mereka di papan pengumuman. Alangkah bahagianya hati Amroeh dan Najib, saat mengetahui bahwa mereka berdua lulus dengan nilai yang memuaskan. Amroeh telah membuktikan bahwa ia telah berhasil dan membuat kedua orang tuanya bangga.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar