gambar

gambar
mobil impian gw

Minggu, 29 Mei 2011

Sampah Di DKI

S A M P A H

Jakarta semakin padat penduduknya, pastinya kita semua tahu urusan itu. Secara kasat mata, kita bisa lihat faktanya, tidak perlu repot-repot pakai hitungan matematis ataupun data statistik. Sebagai akibat dari populasi yang meningkat, maka dampak secara sosial maupun ekonomis sangat terasa. Pun, dampak lingkungan setali tiga uang.
Pencemaran lingkungan di Jakarta termasuk tinggi dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sampah contoh kasus yang tiap hari kita rasakan. Produksi sampah di Jakarta begitu tingginya, hingga pernah terjadi samapah tak terangkut setelah lebaran. Pasalnya, transportasi pengangkut sampah yang tidak memadai, tenaga kerja yang juga sangat kurang, di samping terlalu banyaknya produksi sampah yang dibuang oleh warga Jakarta. Di sisi lain, tempat pembuangan akhir sampah yang juga menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat sekitar, seperti bau yang tidak sedap, pencemaran air tanah, yang keduanya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dari mulai ISPA samapi penyakit kulit.
Produksi sampah kota Jakarta mencapai 6.000 ton per hari. Produsen sampah kota tersebut, berdasarkan jenis serta persentasenya, antara lain sungai (2 %), pasar temporer (5,5 %), PD Pasar Jaya (7,5 %), industri (15 %), jalan dan taman (15 %), rumah tangga (58 %). Dari pengelompokan tersebut terlihat bahwa sebagian besar sampah kota berasal dari rumah tangga. Persentase sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, 
kertas, kayu mencapai 65,05 %. Sedangkan sampah non organik seperti plastik, styrofoam dan besi, sekitar 34,95 %.
Nah, mestinya sebagai warga jakarta kita harus sadar sepenuhnya, bahwa sampah merupakan masalah serius yang harus dicarikan solusinya secara baik, benar dan damai. Segala masalah tidak harus melulu di mulai dari kekerasan seperti kasus TPA di Bogor yang pada akhirnya merugikan semua pihak.
Kalau pada part 1 kita sudah membahas langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga kehijauan bumi, maka pada bagian ini kita lebih spesifik pada masalah sampah. Kenapa sampah? Karena sampah memang selalu ada, dihasilkan dari setiap kegiatan manusia. Jadi keberadaan sampah sendiri memang nggak bisa dihindari, tapi bisa DIKURANGI dan DIKENDALIKAN.
Dengan MENGURANGI 10% sampah, kita bisa mengurangi sekitar 544 kg karbon dioksida! Dengan MENDAUR ULANG setengah dari sampah rumah tangga, kita bisa mengurangi sekitar 1088 kg karbon dioksida per tahun! Wuih dashyaaatt!!
Juga harus diingat bahaya sampah kalau dibiarkan menumpuk di satu tempat:
  • Menimbulkan pencemaran, yaitu pencemaran tanah yang sangat mengganggu lahan pertanian, karena akan membawa sifat tanah tidak produktif.
  • Menimbulkan pencemaran air, jika sampah tersebut terbawa air, yang membawa akibat pendangkalan daerah aliran seperti sungai. Hal ini juga berimplikasi pada turunnya produktivitas ikan, karena akan terjadi dekomposisi yang mengurangi jumlah oksigen dalam air.
  • Menimbulkan bau yang tidak sedap.
  • Tumpukan sampah juga menjadi sarang binatang kotor, yang merupakan sumber penyakit.
  • Mengganggu keindahan.

Pengelolaan Sampah
Sebelumnya perlu digaris bawahi, bahwa Pengelolaan ≠ Pengolahan. Kalau dalam pengelolaan sampah, yang lebih banyak dilakukan adalah bagaimana kita memilah-milah mana sampah yang masih bisa digunakan kembali, mana sampah yang bisa dijadikan kompos, mana sampah yang bisa dijual. Mungkin terlihatnya simpel ya, cuma memilah doang gitu.. eits, jangan salah teman! Lebih baik baca sampai selesai dulu deh, baru kita memutuskan gampang atau susahnya pengelolaan sampah mandiri (PSM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar