gambar

gambar
mobil impian gw

Minggu, 29 Mei 2011

Sejarah Nabi Ayyub AS



Nabi Ayyub adalah putra Ish bin Ishaq bin Ibrahim. Ish merupakan peternak kaya raya di wilayah Syam. Ketika ayahnya wafat, seluruh kekayaanya diwariskan kepada  Nabi Ayyub. Nabi Ayyub memiliki 3 istri. Salah satunya  bernama Siti Rahma, putri dari afrayim, putra dari Nabi Yusuf As. Beliau berdakwah dan wafat di wilayah Batsniyyah .

Kenabian Ayyub
Nabi Ayyub diutus Allah untuk berdakwah kepada penduduk Haruan dan Tih, wilayah tempat kelahirannya. Nabi Ayyub dikenal sebagai orang yang pandai, sopan, bijaksana, dermawan, dan suka menolong orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, ia banyak membangun sarana peristirahatan dan ibadah untuk para musafir.
Nabi Ayyub dikenal memiliki kepribadian yang menawan, pandai bersyukur dan senantiasa menghiasi lisannya dengan zikir. Ia tidak pernah meninggalkan Allah.
Hal tersebut membuat iblis iri. Ia ingin menggoda Ayyub agar terjerumus dalam dosa. Iblis segera menghadap Allah dan meminta izin untuk menguji kesabaran dan ketaatan Nabi Ayyub. Allah pun mengabulkan permintaan iblis.
Lalu iblis mulai membuat rencana untuk menjatuhkan Nabi Ayyub. Berbagai cara telah disusun dengan berbagai resikonya.

Cobaan Bertubi-Tubi
Iblis dan kelompoknya mulai melancarkan aksi pertamanya. Dalam waktu singkat,semua hewan ternak Nabi Ayyub mati ditimpa penyakit yang aneh.  Rumahnya tiba-tiba saja sudah hangus terbakar. Nabi Ayyub tidak bisa lagi memberi gaji kepada para pegawainya. Ia terpaksa tidak lagi mempekerjakan mereka. Nabi Ayyub dan keluarganya benar-benar menjadi miskin.
Saat Nabi Ayyub sedang salat, datanglah iblis menghasutnya, ‘’Hai Ayyub, sesungguhnya Allah telah menghanguskan kekayaanmu hingga kamu miskin. Buat apa kamu beribadah jika kamu menjadi miskin?”
Nabi Ayyub berkata ”Sesungguhnya, apa yang kumiliki adalah milik Allah. Jika Allah menghendaki untuk mengambilnya, aku tetap bersyukur. Bukankah aku telah lama diberi nikmat yang banyak oleh Allah?” Kemudian, Nabi Ayyub dan keluarganya tetap menjalankan kewajibannya kepada Allah.
Iblis dan kelompoknya menyusun rencana selanjutnya untuk menggoyahkan iman Nabi Ayyub dan keluarganya. Ketika anak-anak Nabi Ayyub sedang berkumpul disalah satu rumahnya, iblis menghancurkan bangunan tersebut dan membunuh semua anak Nabi Ayyub. Tentu saja hal ini membuat Nabi Ayyub dan istrinya sangat bersedih. Kembali iblis mendatangi Nabi Ayyub dan berkata “Hai Ayyub, Allah telah mengambil semua anakmu, untuk apalagi kamu beribadah kepadaNYA?”.
Akan tetapi, Nabi Ayyub tetap bersabar dan berkata, “Sesungguhnya, anak-anakku milik Allah, jika Allah menghendaki mereka, itu adalah hakNYA. Aku tetap bersabar dan bersyukur kepadaNYA.”
Iblis kembali menemui kegagalannya. Ia semakin kesal. Namun belum berputus asa untuk menggoda Nabi Ayyub dan istrinya. Suatu hari, Nabi Ayyub sedang beribadah, iblis meniup hidung dan mulut Nabi Ayyub yang menyebabkan terkena penyakit kulit. Penyakit kulit ini menggerogoti seluruh tubuh Nabi Ayyub. Tubuhnya dipenuhi dengan bintik darah, nanah dan banyak ulat.
Semakin hari penyakit Nabi Ayyub semakin parah. Nabi Ayyub akhirnya hanya bisa berbaring dan melaksanakan kegiatannya diatas tempat tidur. Semua kebutuhannya dipenuhi oleh istrinya yang setia.
Pada awalnya, masyarakat bersimpati dengan derita yang dialami Nabi Ayyub. Namun, karena penyakit Nabi Ayyub semakin parah, mereka mulai menjauh dan mengucilkannya. Hanya istrinya, yaitu Siti Rahma yang senantiasa mendampingi Nabi Ayyub dalam suka dan duka.
Pada suatu hari, para wanita datang dengan penuh kemarahan. Mereka khawatir penyakit yang diderita Nabi Ayyub akan menular. Dengan penuh kesedihan, Siti Rahma menggendong Nabi Ayyub untuk meninggalkan tempat tersebut. Sebenarnya Nabi Ayyub sempat memberikan kebebasan kepada Siti Rahma jika ingin meninggalkannya. Akan tetapi Siti Rahma memilih tetap setia kepada Nabi Ayyub.
Untuk mempertahankan hidup dengan Nabi Ayyub, Siti Rahma rela menjual perhiasannya. Ketika perhiasannya habis, dia rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Nabi Ayyub Sembuh dari Penyakitnya
Hari demi hari, penyakit Nabi Ayyub bertambah parah. Siti Rahma tidak tahan menyaksikan suaminya sangat menderita. Ia berkata, “Wahai suamiku, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu? Aku tidak tega melihatmu dalam keadaan seperti ini.”
Nabi Ayyub menolak sambil berkata, “Wahai istriku, aku malu kepada Allah untuk meminta kesembuhan, sedangkan Allah telah melimpahkan kesehatan yang lebih lama dari sakitku ini.” Nabi Ayyub pun tetap beribadah kepada Allah meskipun dalam keadaan yang sangat payah.
Iblis semakin geram dengan kesabaran Nabi Ayyub. Dengan tipu muslihatnya, iblis menggoda Siti Rahma agar meninggalkan Nabi Ayyub yang seolah sudah tidak ada  harapan lagi. Siti Rahma sempat berpikir untuk meninggalkan Nabi Ayyub saat keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan suaminya.
Ketika memanggil istrinya, Nabi Ayyub tidak mendengar jawaban dari istrinya tersebut. Beberapa kali ia mencoba memanggil, namun  istrinya tidak ada di rumahnya. Nabi Ayyub pun berpikir bahwa istrinya telah meninggalkanya.   Ia pun berjanji bahwa jika istrinya kembali, akan mencambuknya hingga seratus kali.
Nabi Ayyub berdoa kepada Allah untuk meminta kesembuhan. Allah mengabulkan doanya  dan berfirman, ”Hantamkanlah kakimu ke tanah.” Kemudian Nabi Ayyub menghantamkan kakinya ke tanah. Keluarlah air yang sangat segar. Nabi ayyub pun kemudian mandi dan minum air tersebut. Tidak berapa lama kemudian, Nabi Ayyub merasa sehat kembali. Penyakit kulit yang diderita Nabi Ayyub telah sembuh, bahkan wajahnya terlihat semakin lebih tampan dan gagah.
Tak berapa lama, istrinya kembali dan mencoba menemukan suaminya. Alangkah kaget istrinya  karena yang berada di rumahnya adalah seorang laki-laki yang tidak dikenal. Ia pun bertanya, “Siapa kamu? Dimana suamiku?”
Nabi Ayub kemudian menjawab, “Akulah suamimu. Allah telah menyembuhkan penyakitku.”
Siti Rahma tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Akan tetapi, ia bahagia dengan keadaan suaminya sekarang. Ia pun kemudian berlari dan menjatuhkan diri di hadapan suaminya untuk meminta maaf. Ia merasa bersalah karena sempat berniat untuk meninggalkan suaminya.
Nabi ayyub memaafkan kesalahannya. Karena telah berjanji untuk mencambuk istrinya yang telah kembali, ia pun memberitahukan perihal tersebut kepada istrinya. Siti Rahma ternyata tidak keberatan untuk menerima hukuman tersebut. Sebelum Nabi Ayyub menguhukum istrinya, Allah memerintahkan Nabi Ayyub untuk mencambuknya dengan seratus helai rumput.

Kado Terindah untuk Nabi Ayyub
Allah memberikan imbalan terhadap sikap sabar dan tabah Nabi ayyub dalam menghadapi ujian. Allah kemudian mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub karena keuletannya bekerja. Meski telah menjadi kaya kembali, Nabi Ayyub tetap baik hati dan suka menolong.
Selain mengembalikan hartanya, Allah juga memberikan anak kepada Nabi Ayyub sejumlah anaknya yang pernah tertimpa musibah dahulu. Nabi Ayyub dan istrinya kemudian hidup dalam bahagia dan bersyukur karena dapat melalui ujian yang diberikan oleh Allah.
Mereka terus melanjutkan dakwah menyebarkan ajaran Allah, mengabarkan keselamatan, persaudaraan dan mengajak manusia untuk kembali dan berjuang di jalan Allah.

1 komentar: